Menjamurnya bisnis online di Indonesia menciptakan banyak pengusaha offline mencicipi dampaknya dimana mereka mulai mengeluhkan sepinya pembeli dan susahnya bersaing. Yah, bisnis online menjadi sebuah ekspresi dominan terbaru bagi rakyat Indonesia dimana mereka dapat membeli banyak sekali macam produk di internet dengan gampang dan murah tanpa harus jalan kaki.

Di tahun 2017 kemarin beberapa bisnis ritel mengalami dampaknya sehingga beberapa menentukan untuk gulung tikar menyerupai 7-Eleven, Lotus, sampai Debenhams. Sementara Matahari dan Ramayan juga harus menutup beberapa gerai mereka alasannya yaitu kalah saing dengan bisnis online.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Mandey, menyampaikan bahwa para pemilik bisnis ritel di mall harus mulai berbenah jikalau tidak ingin mengikuti jejak bisnis lain yang gulung tikar alasannya yaitu sepinya pembeli.
Roy menyarankan biar para pengusaha ritel di mall menentukan lapak yang lebih kecil biar menghemat sewa tempat, selain itu ia juga menyampaikan biar para pebisnis mulai menjalankan konsep bisnis Mixed Use biar tidak semakin terpuruk.
Sistem bisnis mixed use dapat dimanfaatkan dengan cara mencampur toko di mall dengan hiburan menyerupai program musik, permainan dan bioskop untuk menarik perhatian pengunjung, Dia juga menyarankan biar dicampur dengan food court atau cafe biar banyak pengunjung yang datang.
Dengan adanya banyak pilihan, maka pengunjung dapat tiba ke daerah itu dan yang awalnya hanya ingin hiburan atau makan dapat membeli sesuatu alasannya yaitu mereka merasa puas dengan pelayanan yang ada. Itu yaitu sistem bisnis yang dapat menguntungkan.
Sayangnya konsep ini juga membutuhkan dana sampai 2-3 kali lebih banyak alasannya yaitu menambah bisnis lain sama saja menambah pengeluaran untuk modal awal bisnis itu. Namun menurutnya dengan konsep itu, bisnis ritel di Indonesia dapat diselamatkan mengingat bisnis online benar-benar sudah menjadi ekspresi dominan yang tak terbendung lagi.
Comments
Post a Comment